“Gotong-royong merupakan jiwa bangsa, budaya, tradisi, dan karakter yang melekat dalam diri masyarakat, sehingga harus terpelihara sebagai kekuatan masyarakat,”
Kemiskinan tidak hanya berdampak pada keterbatasan ekonomi, tetapi juga berpengaruh besar terhadap masa depan pendidikan, kesehatan, dan kualitas hidup anak-anak, termasuk anak yatim dan keluarganya. Banyak wali yatim—terutama ibu tunggal atau kakek-nenek—yang harus berjuang sendiri mencukupi kebutuhan keluarga dengan kondisi ekonomi yang serba terbatas. Di sisi lain, potensi masyarakat dan sumber daya lokal sebenarnya dapat dioptimalkan untuk menciptakan kemandirian ekonomi.
Ketergantungan Bantuan yang Berkelanjutan: Bantuan sosial yang bersifat konsumtif sering kali tidak menyelesaikan akar masalah kemiskinan. Solusi yang lebih tepat adalah melalui pemberdayaan agar para wali yatim dan masyarakat marginal dapat hidup mandiri dan berdaya.
Wali Yatim sebagai Garda Terdepan Keluarga: Banyak ibu yatim atau wali yang menjadi tulang punggung keluarga, namun tidak memiliki keterampilan atau akses permodalan untuk menjalankan usaha kecil. Padahal mereka memiliki semangat dan kebutuhan yang sangat besar untuk mandiri.
Peluang Usaha Mikro dan Ekonomi Lokal: Dengan pelatihan keterampilan, akses modal, dan pendampingan usaha, masyarakat dapat menciptakan sumber penghasilan baru berbasis potensi lokal — seperti produk olahan rumahan, kerajinan, pertanian, atau jasa sederhana.
Perlu Dibangun Generasi Yatimpreneur: Anak-anak yatim usia remaja memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi generasi mandiri dan produktif melalui pelatihan kewirausahaan, magang, dan pembinaan mental entrepreneur sejak dini.
Program ekonomi ini hadir sebagai bentuk solusi jangka panjang yang berfokus pada peningkatan kapasitas, kemandirian, dan kesejahteraan keluarga yatim dan masyarakat prasejahtera. Adapun tujuan dari program ini meliputi:
Dengan program ini, Yayasan Cahaya Alam tidak hanya memberikan bantuan sesaat, tetapi membuka jalan bagi terciptanya keluarga yatim yang kuat, mandiri, dan mampu berdiri di atas kakinya sendiri secara bermartabat.