I’tikaf menjadi salah satu ibadah yang sangat dianjurkan pada saat memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan.
Kata i’tikaf berasal dari bahasa Arab yaitu ‘akafa. Kata ini memiliki arti menetap, mengurungi diri, atau terhalangi. Dari segi istilah, para ulama mengutarakan beberapa makna yang berbeda-beda sesuai dengan perbedaan madzhab. Tetapi, sebenarnya perbedaan itu hanya dalam syarat, rukun, serta kelebihan dan kekurangan.
Kapan I’tikaf Dapat Dilakukan?
Dari Ummu al-Mukminin, ‘Aisyah radhiallahu ‘anhu, beliau mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian para istri beliau beri’tikaf sepeninggal beliau.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Pelaksanaan I’tikaf yang lebih dianjurkan memang saat sepuluh hari terakhir Ramadhan. Utamanya, dengan adanya dalil di atas. Rasulullah saw. rajin melakukan I’tikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadhan dengan tujuan untuk mendapatkan malam lailatul qadar, sehingga dapat fokus bermunajat dengan Allah Swt.
Program Itikaf
30 org x 10 hr x Rp. 50.000
Rp.15.000.000,-
Belum ada donasi untuk penggalangan dana ini
Menanti doa-doa orang baik